Liquid : Berada pada Kondisi Liquid



Liquid artinya cair.  Disini saya ingin menulis tentang liquid dalam konteks keuangan. Menurut  saya, dalam konteks keuangan, liquid berarti ada uang atau ada cashflow. Liquid asset artinya kas termasuk kas di bank, harta setara kas, surat berharga dan piutang lancar, arti lainnya, liquid asset yaitu yang dapat dicairkan dalam 90 hari (3 bulan). Asset yang paling liquid itu adalah uang kas.

Mengapa menjadi liquid penting? Saya memberikan tiga contoh disini. Contoh pertama, seorang yang kaya akan merasa begitu miskin karena tidak bisa membayar sebotol minuman saat dia kehausan hanya karena dompetnya ketinggalan dirumah. Pada kondisi seperti itu, dia mencari cara untuk sejumlah uang yang mungkin terselip disaku baju dan saku celana. Sayangnya tidak ada uang disaku. Karena dompet tertinggal, Hp lupa dibawa dan tidak ada orang yang dikenal, saat itu apa keputusannya? Berhutang pada penjual minuman atau menahan haus?

Contoh kedua, saat keluarga kita berada diruang operasi dan dokter menyarankan tindakan operasi namun sebagian biaya operasinya tidak ditanggung oleh klaim asuransi dan kita wajib membayar tunai sejumlah uang sebelum operasi dilakukan. Sayangnya saat itu tidak ada uang tunai, apa keputusan yang harus diambil? Membatalkan operasi atau duduk pasrah memikirkan siapa yang dapat memberikan pinjaman, dimana ada uang cepat, bagaimana cara mendapatkan uang, kemana harus mencari uang? Sedangkan pada saat itu dokter membutuhkan jawaban cepat untuk tindakan operasi. 

Contoh ketiga, dalam kehidupan sehari – hari anak kos. Pada saat jatuh tempo harus bayar kos bulanan tidak ada uang. Pada saat itu juga ibu kos memberikan pilihan batas waktu paling telat untuk membayar, misalnya hari jum’at sampai pukul lima sore , jika tidak melakukan pembayaran silahkan mencari tempat kos lain. Nah, apa yang harus dilakukan pada situasi tersebut?. Tentunya akan merasa frustasi karena tidak ada uang dan disaat yang sama ada tekanan emosional diusir jika tidak membayar tepat waktu. Apalagi saat itu ada urusan penting lainnya yang harus dijalani. Apa yang harus dilakukan?

Ketiga contoh tersebut mengarahkan pandangan kita pentingnya menjadi liquid. Setiap orang mempunyai cara yang berbeda – beda agar tetap berada pada kondisi liquid. Misalnya dengan melakukan usaha seperti usaha kos – kosan, jualan pulsa, buka les privat, mengajar mengaji, menjadi dropshipper, ikut jualan produk Multi Level Marketing, menjalankan usaha franchise. Selain usaha, agar tetap liquid, melakukan investasi seperti membeli emas, membeli saham yang dapat segera diuangkan. Yang paling umum agar tetap liquid adalah dengan bekerja sesuai dengan profesi masing – masing baik dilembaga pemerintah, BUMN, swasta dan NGO lokal dan internasional.
Singkatnya, seperti pepatah mengatakan sedia payung sebelum hujan. Dalam konteks ini bisa diartikan kita sudah mempersiapkan diri menjadi seorang yang sangat liquid dalam kehidupan sehari – hari dan saat keadaan tertentu. 

Hal lain yang mengiringi adalah apapun usaha yang dilakukan, transaksi – transaksi bisnis yang terjadi, jangan pernah lupa memasukkan konsep – konsep islami di dalamnya. Dalam Islam juga diwajibkan membayar zakat untuk nilai uang/barang yang sudah sampai nisabnya. Jelas ini memberi petunjuk bahwa kita harus mengeluarkan sejumlah uang tanpa mengharapkan timbal balik dalam bentuk jasa atau produk. Zakat harus dikeluarkan secara ikhlas tanpa mengharapkan apapun dari orang lain dan sejumlah uang yang dikeluarkan dalam bentuk zakat tersebut dapat membantu orang lain yang sedang membutuhkan agar bisa berada dalam posisi liquid.

No comments: