Kaca Gelap Mobil


Seperti biasa, tukang parkir di blangrakal bapak itu. Gak pakai baju tukang parkir sih. Kalau baru sekali belanja kesini gak bakalan tau dia adalah tukang parkir.

Pas waktu mundurin mobil, kejadiannya cepat sekali langsung bisa lihat dua orang terjatuh dari motor di tengah jalan. Pas lihat seram juga karena ada mobil lain dibelakang, nyaris mengilas orang itu.

Saya disuruh turun oleh beberapa anak muda disana, dia menyalahkan kenapa saya gak buka kaca mobil. wah, kejadian kayak gini akan bikin jantung deg – deg an. “kita turun aja, kita gak salah, tukang parkir itu yang salah,”. Saya menyalahkan tukang parkir juga, kenapa gak suruh berhenti. Sedangkan anak – anak muda disana menyalahkan saya, karena gak buka kaca mobil pas mundurin, dia bilang suara tukang parkir gak terdengar klo kaca ditutup. Hmmm… yang ada pada saya saat itu hanya satu, panic!. Gak bisa berpikir apapun, melihat kondisi orang yang tersungkur diaspal yang nyaris tergilas bikin saya sangat – sangat kuatir.

Sekarang saya baru ingin sedikit menganalisa kembali posisi tukang parkir itu, dia sudah tua, pakai baju kaos biasa gak pakai seragam, gak ada peluit, akhirnya saya membenarkan yang dibilang widia, gimana anak tadi tahu kalau dia tukang parkir?

Menurut tukang parkir, dia gak salah dan yakin kalau tadi tidak menahan dan mendorong anak itu, mungkin dia sudah jadi korban tabrakan. Melindungi diri dengan kedua belah tangan di dada menahan dan mendorong anak itu sampe mereka sama – sama tersungkur diaspal. Alasannya kalau dia gak begitu, mungkin anak itu akan langsung menabrak mobil. Dia memang orang baik.

Perasaan saya waktu itu cuma panic, gak tahu harus berbuat apa dan gak tahu harus bilang apa. Kondisi anak itu, berdiri disamping sepeda motornya, jalan agak pincang, mungkin kakinya lecet. Dia remaja perempuan pakai jilbab krem agak gemuk dan besar. Saya gak bisa menanyakan apapun ke dia  karena kondisinya saat itu memang seperti itu. Belum tahu siapa yang salah. Dia hanya diam, sekali – kali melihat kakinya, memegang pinggangnya.  Dia juga seperti orang yang kebingungan. Sampai akhirnya dia minta maaf dengan mencium tangan tukang parkir itu. Sepertinya dia sadar juga dia bawa motor agak kencang.

Widia yakin kami gak salah karena mobil rush dilengkapi dengan alarm, kalau ada sesuatu  yang jaraknya lebih kurang 100 meter dari mobil, alarmnya langsung bunyi. Nah, waktu mundur alarmnya gak bunyi, berarti sepeda motor itu memang agak jauh dari mobil. masih dalam jarak yang aman. Dari sini bisa ketahuan mobil memang belum mengenai sepeda motor itu. Mungkin, motor itu menghindar sedikit dari mobil dan tukang parkir itu ingin menahan motor supaya gak nabrak mobil. akhirnya terjadilah kejadian yang hampir tragis. Membuat saya hanya berdiri mengucap ngucap ….

Berdiri ditengah kerumunan orang – orang yang gak dikenal dan saling menyalahkan. Widia  menegaskan kalau kami gak salah. Untung waktu itu, dia bisa berpikir dan bersikap begitu jadi kami selamat dari orang – orang disana. Huhh..hampir saja. Widia juga ingatin, bawa mobil rush agak susah dibawa kalau malam, dan lain kali kalau mundurin atau majuin mobil di tempat parkiran, kaca mobil yang agak gelap harus dibuka.

No comments: